Author : ohnajla
Genre : romance, fantasy, school life, supranatural, friendship, teen
Length : Series
Rating : Teen
Main cast : Oh Sehun (EXO), Yook Ha Na (OC)
Support Cast : EXO, BTS, BTOB Sungjae
Hidup yang menyenangkan
sebagai Yook Ha Na.
Punya kakak lelaki
bernama Yook Sung Jae, pewaris kedua dari perusahaan YK, memiliki tubuh tinggi
dengan wajah cantik serta otak brilian, dan merupakan primadona banyak orang.
Namun semenjak mengenal
keduabelas sosok ini, dia berubah.
Primadona itu kini dijauhi
oleh para gadis seusianya. Malah dia dianggap gila oleh kakaknya karena memilih
hidup bersama keduabelas sosok ini.
EXO, itulah nama
duabelas sosok tersebut.
**
Hana bukan gadis
murahan, dia menyetujui tinggal bersama keduabelas sosok itu setelah menggelar
pernikahannya di Exoplanet bersama sosok Oh Se Hoon. Ya, kini namanya bukan
lagi Yook Hana, melainkan Oh Hana.
Dia serta keduabelas
sosok itu tinggal di satu rumah super mewah di distrik Gangnam. Bahkan kalau
diperkirakan, luas rumah ini jauh lebih besar dari luas sekolahnya. Hana
tinggal di satu atap bersama suaminya.
Hari ini, tepat
seminggu sejak pernikahannya.
Hana menggeliat tak
nyaman di tempat tidurnya. Tidak sengaja kepalanya terantuk sesuatu. Dia
perlahan membuka mata, dan melihat apa yang barusan mengenai kepalanya.
“Pagi.”
Hana tersenyum melihat
pemuda berwajah datar yang berbaring di sisinya. Itu Oh Sehun, suaminya.
Oh Se Hoon, adalah satu
dari duabelas sosok yang berasal dari Exoplanet. Mereka memiliki raga layaknya
manusia, dengan tingkat ketampanan di luar batas. Sekilas mereka seperti
manusia biasa, namun siapa sangka kalau mereka memiliki kekuatan supranatural
yang bisa mengendalikan bumi. Sebut saja Oh Sehun, dia adalah sosok termuda
dari duabelas lainnya yang memiliki kekuatan pengontrol udara. Hatinya keras
seperti batu dan sulit disentuh. Kulitnya putih pucat dengan tinggi 184 cm. Dia
bisa dengan mudah mengganti warna rambutnya, karena dia memiliki kekuatan untuk
itu. Siapapun yang menyentuh kulitnya akan terkejut, dia berdarah dingin yang
mengartikan kalau dia bukan hanya sosok asing melainkan juga vampire.
Sulit mengisahkan
bagaimana Oh Se Hoon bisa menikah dengan Hana. Karena saat itu, dengan kekuatan
teleport yang Kai miliki, Hana bisa dibawa ke Exoplanet dengan mudah. Awalnya
Hana terkejut dia bisa berhadapan dengan duabelas EXO, tapi setelah tahu apa
yang harus dilakukannya, justru keduabelas EXO lah yang tercengang. Hana tidak
seperti manusia lainnya, di mana Sehun yang buas terhadap manusia justru malah
membatu.
Hana
memandang satu persatu dua belas sosok asing dihadapannya. Dari sosok yang
mengaku sebagai penguasa Exoplanet sekaligus pencipta EXO, dia didatangkan
kemari sebagai perantara EXO ke bumi.
“Yook
Ha Na. Apa kau tahu sebab kenapa kau kukirim kemari?”
Hana
menggeleng.
“Sebentar
lagi akan ada perang di bumi. Perang ini, ditujukan untuk memusnahkan seluruh
manusia di bumi. EXO kuperintahkan untuk menjaga dan melindungi planetmu dan
karena itu mereka butuh perantara.”
“Lalu?”
dahi Hana mengernyit. Dia tidak begitu paham dengan maksud penguasa itu, tapi
dia penasaran dengan apa yang selanjutnya.
“Untuk
itu, pilihlah salah satu dari mereka untuk kau nikahi. Karena dengan begitu, EXO
bisa dengan mudah pergi ke planetmu.”
“Menikah?”
Hana tidak percaya dengan apa barusan yang dia dengar. Usianya masih 16 tahun,
dan dia sudah disuruh memilih seseorang untuk dinikahi? Perintah ini jauh lebih
mengerikan dari pada perjodohan antara pewaris perusahaan. Karena dia bahkan
baru pertama ini melihat duabelas sosok EXO.
Semuanya
tampan, bahkan tingkat ketampanannya lebih tinggi daripada manusia di bumi. Hana
butuh waktu lima belas menit untuk memandangi satu orang sebelum berpaling.
Karena entah bagaimana, dia bisa melihat segala hal dari mereka. Tidak cuma
fisik, tapi juga analisa diri mereka yang begitu detail di mata Hana.
Untuk
seseorang yang berdiri di paling ujung, deskripsinya sudah lebih dari cukup
untuk Hana. Memiliki tinggi 173 cm, wajah seperti anak 13 tahun, usia 1500
tahun, mata bulat, otot kekar, bentuk wajah kecil, garis mata lucu, memiliki
kekuatan pembentuk es, kecepatan lari 200 km/jam, tulang lengan yang bisa berubah
menjadi besi, emosi netral & stabil, tingkat dewasa tertinggi, nama Asia
Kim Min Seok, nama Eropa & America Aiden Martin, nama EXO Xiumin.
Di
sebelahnya, memiliki tinggi 176 cm, wajah mendekati gadis, usia 1500 tahun,
wajah khas China, otot kaki kekar, memiliki kekuatan membaca & mengatur
pikiran, ketahanan kaki tinggi, IQ 400, emosi dominan positif & stabil,
tingkat keramahan tertinggi kedua, nama Asia & nama EXO Lu Han, nama Eropa
& Amerika Ethan Kyle.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 188 cm, wajah blasteran Asia-Eropa, usia 1500
tahun, mata elang, memiliki kekuatan pengendali naga api, memiliki sepasang
sayap hitam, emosi dominan negative & stabil, ahli berbagai bahasa bumi,
nama asia Wu Yi Fan, nama Eropa & Amerika Adrian Derrick, nama EXO Kris.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 173 cm, kulit putih bersih, usia 1000 tahun,
berwajah angelic, memiliki kekuatan pengendali air & sepasang sayap putih,
emosi dominan positif & labil, tingkat kepedulian tertinggi, tingkat
kedewasaan tertinggi kedua, tubuhnya bisa berubah menjadi tameng, nama Asia Kim
Joon Myeon, nama Eropa & Amerika Steven Angelo, nama EXO Suho.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 177 cm, kulit putih bersinar, usia 1000 tahun,
berwajah angelic, kekuatan penyembuhan, emosi dominan positif & stabil,
tingkat keramahan tertinggi, tingkat kelenturan tubuh tertinggi, nama Asia
Zhang Yi Xing, nama Eropa & America Erik Justin, nama EXO Lay.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 174 cm, wajah seperti anak 13 tahun, usia 800
tahun, mata elang, kekuatan pengendali cahaya, emosi netral & labil,
tingkat keceriaan tertinggi, mampu mendengar berbagai jenis suara, nama Asia
Byun Baek Hyun, nama Eropa & Amerika Calvin Sean, nama EXO Baekhyun.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 175 cm, rahang tegas, usia 800 tahun, kekuatan
pengendali listrik & pencipta petir, emosi dominan positif & stabil, tingkat
keramahan tertinggi ketiga, memiliki suara yang mampu merusak gendang telinga
manusia, tingkat kepedulian tertinggi kedua, nama Asia Kim Jong Dae, nama Eropa
& Amerika Samuel Jonathan, nama EXO Chen.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 186 cm, mata bulat, usia 800 tahun, kekuatan
pengontrol api, emosi dominan positif & stabil, tingkat keceriaan tertinggi
kedua, keistimewaan suanya yang mampu membuat manusia tertidur, nama Asia Park
Chan Yeol, nama Eropa & Amerika Karl Drew, nama EXO Chanyeol.
Di
sebelahnya lagi. Memiliki tinggi 173 cm, mata bulat, wajah seperti anak usia 13
tahun, usia 500 tahun, kekuatan pencipta gempa & pengontrol tanah, emosi netral & labil, nama Asia Do Kyung
Soo, nama Eropa & Amerika Ezra Grady, nama EXO D.O.
Di
sampingnya, memiliki tinggi 184 cm, mata elang, usia 500 tahun, pengatur waktu,
ahli dalam segala bidang beladiri, tingkat ketahanan tubuh tinggi, emosi netral
& labil, nama Asia Huang Zi Tao, nama Eropa & Amerika Graham Luke, nama
EXO Tao.
Kemudian,
sosok yang membawanya dari Bumi, memiliki tinggi 181 cm, usia 250 tahun,
pemilik kekuatan teleport, tingkat kelenturan tertinggi kedua, tingkat
ketahanan tubuh tertinggi kedua, punya pesona yang bisa membuat wanita mana
saja jatuh hati, kulit cokelat eksotis, rahang tegas, emosi netral & labil,
lensa matanya bisa berubah dengan warna apapun, nama Asia Kim Jongin, nama
Eropa & Amerika Louis Keith, nama EXO Kai.
Dan
yang terakhir. Memiliki tinggi 185 cm, usia 250 tahun, kulit putih pucat, lensa
mata cokelat tanah, punya kemampuan mengganti warna rambut sesuai emosi,
pengendali udara & angin, satu-satunya berdarah dingin, rahang lancip,
emosi tidak diketahui, tingkat ketahanan tubuh, kelenturan, keramahan,
kepedulian, keceriaan, dan kedewasaan tidak diketahui, mata elang, aura tidak
diketahui, punya kemampuan membuat bayangan, tipe vampire, nama Asia Oh Se
Hoon, nama Eropa & Amerika King Harrison, nama EXO Sehun.
Untuk
yang terakhir ini, entah kenapa Hana bisa merasakan jantungnya yang tidak
berhenti berpacu. Sorot mata yang tajam serta ekspresi dingin, seketika sanggup
membuat perasaannya aneh seperti ini. Untuk beberapa lama Hana tidak bisa
berpikir. Dia terpaku, begitu juga dengan Sehun.
“Yook
Ha Na.”
Hana
tersenyum melihat perubahan warna rambut Sehun menjadi pelangi. Baginya itu
lucu karena Sehun terlihat manis.
“Yook
Ha Na.”
“Oh
iya.”
“Kau
sudah menentukan pilihanmu?”
Hana
mengangguk pasti.
“Tariklah
tangannya.”
Hana
melangkah dengan tenang mendekati Sehun yang malah bergeser mundur. Gadis itu
bisa melihat warna rambut Sehun berubah menjadi keperakan. Entah bagaimana
bisa, Hana tahu kalau Sehun sedang takut dan melarangnya untuk mendekat. Ia pun
berhenti dan menatap Sehun dalam-dalam.
“Oh
Sehun.. aku tahu maksud dari perubahan rambutmu,” ucap Hana spontan. Di planet
ini, dia merasa bahwa dirinya berubah.
Warna
rambut Sehun berubah maroon, Hana tahu kalau Sehun marah.
Hana
tersenyum. “Aku tahu kau marah.”
Sorot
mata Sehun menajam, namun ekspresinya tetap dingin seperti semula. Sekian lama
mereka bertatapan, akhirnya warna rambut Sehun berubah putih tanda bahwa dia
menyerah. Hana mendekat kemudian meraih lengan Sehun dengan lembut. Saat itu
juga, warna rambut Sehun berubah menjadi merah menyala, tanda bahwa perasaannya
sedang aktif.
Sambil
bergandengan tangan, mereka melangkah mendekati penguasa Exoplanet. Di saat
itulah dilaksanakan upacara pernikahan di mana Sehun dan Hana diikat oleh
kalung berbentuk lambang EXO yang semula saling menyatu.
Rambut
Sehun terlihat merah mengkilat ketika dia berhadapan dengan Hana. Sorot matanya
bisa sedikit melembut, tangannya bisa bergerak bebas mengusap wajah Hana dan
wajahnya mau mendekat untuk mencium kening Hana. Di saat itulah, mereka resmi
menjadi pasangan.
“Pagi,” balas Hana
sambil memeluk Sehun. Tubuh Sehun yang dingin justru sangat disukainya. Dia
tidak tahu kalau rambut Sehun kini berubah merah mengkilat.
Sehun mengusap rambut
Hana dengan lembut. “Bagaimana tidurmu?”
“Nyenyak, nyenyak
sekali.”
“Tidak bermimpi buruk,
kan?”
Hana menggeleng. “Tidur
di mana pun, jika bersama dirimu, akan selalu nyenyak dan tanpa mimpi buruk.”
Jawaban itu cukup
memuaskan Sehun hingga rambut pemuda itu berubah hijau terang, tanda kalau dia
merasa nyaman.
Hana menyudahi
pelukannya, dia memandang Sehun sebentar. “Ada sesuatu yang ingin kau makan?”
“Darah.”
Hana mengangguk.
“Baiklah, kau boleh mengambilnya dariku.”
Rambut Sehun berubah
menjadi maroon. “Aku tidak pernah punya keinginan untuk mencobanya.”
Hana hanya tersenyum.
Dia tidak mau merasakan amarah Sehun. Kalau Sehun memang tidak mau dipaksa,
Hana lebih baik diam.
“Sekarang kita harus
bersiap ke sekolah,” ucap Sehun ketika rambutnya telah berubah menjadi hitam.
Hitamnya rambut Sehun menandakan kalau dia tenang dan emosinya stabil.
Hana mengangguk. Mereka
pun bangkit dan mulai beranjak. Hana memilih untuk ke dapur dulu sedangkan
Sehun ke kamar mandi. Kehidupan mereka sama seperti kehidupan manusia lainnya.
Hanya yang membedakan adalah siapa Sehun itu.
Keluar dari kamar, Hana
disambut dengan kebisingan yang ditimbulkan ‘tiga bersaudara muda’, itu sebutan
yang dia pakai untuk interaksi antara Baekhyun, Chen dan Chanyeol. Pagi-pagi
seperti ini tiga makhluk tampan itu sudah ramai di depan televise.
“Yaa!” pekik Baekhyun
ketika sticknya direbut Chanyeol.
“Ini waktuku, babo!”
balas Chanyeol.
Baekhyun tidak hilang
akal, dia langsung menyabet stick Chen.
“Yaa!” kali ini Chen
yang berteriak. Untungnya dia tidak menggunakan oktaf yang tinggi, sehingga
telinga siapapun tidak menjadi korban.
Baekhyun dan Chanyeol
asik beradu tokoh di permainan mereka, sementara Chen hanya duduk dengan tangan
terlipat di dada. Tiba-tiba ada ide brilian yang muncul di pikiran Chen. Pemuda
itu menyeringai dan dalam sekejap layar televise berubah hitam.
“Mwo?” seru Baekhyun
dan Chanyeol bersamaan.
“Bisakah kalian
tenang?” celetuk Suho yang tiba-tiba muncul. Di tangannya terdapat secangkir
kopi hitam favoritnya.
Chen menjulurkan lidah
ketika Baekhyun dan Chanyeol menoleh padanya.
Hana tersenyum melihat
mereka. Sebelumnya (sebelum menikah dengan Sehun) dia belum pernah melihat keramaian
seperti ini di rumah. Hidup sebagai pewaris tahta jauh lebih mengerikan dari
pada hidup sebagai istri dari Exoplanet.
Di dapur, Hana sibuk
membuat sarapan pagi untuk mereka semua. Khusus Sehun, dia hanya perlu
menuangkan sekantong darah dari kulkas ke sebuah mug. Sementara untuk yang lain
dia hanya membuat sandwich masing-masing dua potong.
“Sedang apa?”
Hana menoleh dan
langsung menemukan wajah penasaran Kai. Dia tidak perlu terkejut lagi kalau Kai
memang suka sekali datang tiba-tiba.
“Tolong panggilkan yang
lain. Kita sarapan bersama.”
“Ok,” sekejap Kai
hilang.
Setelah semuanya
selesai, dia membawa nampan berisi dua piring sandwich dan segelas darah ke
ruang makan. Meja makannya seperti meja makan keluarga kerajaan. Total kursi
ada enam di tiap sisi dan satu yang di bagian depan. Kursi paling depan selalu
diduduki Sehun, selaku anggota EXO yang sudah menikah. Hana meletakkan gelas
berisi darah itu ke tempat Sehun. Kemudian meletakkan piring berisi
masing-masing dua sandwich ke tempat yang lain termasuk tempatnya.
“Butuh bantuan, nona?”
itu suara Chen.
Hana mengangguk.
“Tolong bawakan botol susu di kulkas kemari.”
“Biar aku saja,” pekik
Luhan yang baru datang. Pemuda itu berdiri di sebelah Hana, memejamkan mata
sejenak lalu menatap kulkas yang terlihat dari tempatnya berada. Dalam sepuluh
detik, pintu kulkas terbuka dan botol susu yang dimaksud melayang keluar. Lalu
sepuluh detik kemudian botol itu sudah diam manis di meja makan.
“Gomapda,” ucap Hana
sambil tersenyum.
Luhan menoleh pada
Chen, dia menyeringai yang dibalas dengan decihan.
“Makan!!” pekik Kai
yang sudah duduk manis di kursinya.
Satu persatu member EXO
duduk di kursi masing-masing. Masih ada dua kursi kosong yaitu kursi Hana dan
Sehun. Hana sendiri sedang menuangkan susu ke masing-masing gelas.
“Hana-ya, mana
suamimu?” tanya Xiumin saat tahu hanya Sehun yang belum datang.
“Wae?” Sehun datang
dari kamar dengan handuk di kepalanya. Sebenarnya mudah saja untuk mengeringkan
rambut, dia hanya harus membuat angin-angin hangat di kepalanya. Tapi sebagai
suami seorang manusia, dia ingin hidup seperti manusia.
“Butuh bantuanku?”
tanya Chanyeol.
“Ani,” balas Sehun
cepat. Dia duduk di kursinya, mengalungkan handuk itu di leher.
“Menu makananmu sehat
sekali,” usil Baekhyun diiringi kekehannya.
Sehun tak peduli. Dia
langsung meneguk darah di gelas itu hingga habis. Di saat menikmati sarapannya
itu, Hana yang sudah selesai membagi susu pada yang lain, beralih membantu
Sehun mengeringkan rambut.
“Cepat sekali
mandinya,” ucap Hana dengan tatapan focus pada kegiatannya.
“Memang harus berapa
lama?” Sehun mengusap bibirnya yang belepotan dengan warna darah.
Setelah selesai, dia
mengalungkan handuk itu kembali ke leher Sehun sekaligus mengalungkan kedua
tangannya. “Rambutmu wangi sekali..”
Kai memandang keduanya
jijik. Dia berusaha tidak melihat dua orang itu agar nafsu makannya tidak
hilang. Beda lagi dengan Baekhyun yang sudah memparodikan pukulan tangan
kecilnya.
Bukan Sehun namanya
kalau dia peduli. Dia meraih satu sandwich dari piring Hana, kemudian dia
suapkan ke bibir gadisnya. “Makanlah.”
Hana tersenyum senang
dan menggigit sandwich tersebut. Dia sengaja memeluk Sehun seperti ini agar
Sehun mau menyuapinya. Beginilah Yook, ah Oh Hana tepatnya jika ingin
bermanja-manja.
“Yaa, makanlah
sendiri,” tegur Sehun sambil menoleh ke sebelah kiri, langsung berhadapan
dengan wajah Hana.
Chup!
“Aku ingin disuapi
olehmu,” ucap Hana yang mengiringi perubahan warna rambut Sehun menjadi merah
menyala.
Sehun menghela napas.
“Baiklah.”
“Oh jinjja!! Yaa!
kalian kalau bermesraan jangan disini kenapa!” ketus Baekhyun sebelum meneguk
rakus susunya.
“Menjijikkan,” balas
Kai.
Hana hanya terkekeh,
sedangkan Sehun tetap focus menyuapi gadisnya.
**
Mereka pergi ke sekolah
dengan berjalan kaki. Sehun tidak masalah dengan ini karena kulitnya tidak
seperti kulit vampire biasanya yang harus terlindung dari sinar matahari.
Kulitnya bahkan perlu menyerap sinar matahari agar energinya tetap stabil.
Di sebelahnya berjalan
Hana. Gadis itu tidak sekalipun melepaskan genggaman darinya. Justru saat
memasuki gerbang sekolah, genggaman itu semakin kuat.
Semua siswa memandang
kagum pada EXO. Hanya EXO, Hana justru dibenci. Para gadis benar-benar iri
melihat Hana yang sempurna bersanding dengan Sehun yang jauh lebih sempurna.
Mereka menggumamkan kata-kata pedas sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap
Hana.
Luhan yang berdiri di
sisi Hana yang lain, hanya menggeleng kecil saat mendengar pikiran semua siswa.
“Mereka benar-benar iri padamu.”
“Jinjja?” gumam Hana
dengan kepala tertunduk.
“Eoh. Bahkan ada yang
berharap menjadi pacar Sehun.”
Hana serta Sehun
spontan menoleh pada Luhan.
“Jinjja?” gumam Hana
lagi. Luhan mengangguk. Tak sengaja pemuda itu melihat sedikit rambut Sehun
yang tertutupi oleh topi, berubah menjadi maroon.
“Rambutmu berubah,”
ucap Luhan lirih. Hana langsung menoleh pada Sehun.
“Yaa, ini di sekolah,
Oh Sehun.”
“Siapa orang yang
mengharapkan itu?” pandangan Sehun tertuju lurus pada Luhan, dia sama sekali
tidak memedulikan Hana.
Luhan mengeluarkan dua
lembar tisu dari sakunya. “Ikuti pergerakan dua tisu ini.”
Dalam sepuluh detik,
kedua tisu itu melayang seolah diterpa angin menuju kerumunan siswa perempuan.
Sehun dan Hana mengikuti pergerakannya hingga berhenti di bahu dua gadis yang
sedang asik mengobrol.
Sehun melepaskan
genggaman Hana kemudian melangkah mendekati kedua gadis itu. Pergerakannya yang
tiba-tiba ini membuat para siswa terkejut begitu juga dengan Hana. Ketika Hana
akan mengikutinya, Luhan sudah lebih dulu menahannya.
“Di sini saja. Aku akan
membaca pikiran dua gadis itu dan mengatakannya padamu.”
“Kenapa tidak membaca
pikiran Sehun juga?”
Luhan menggeleng. “Dia
itu seperti berpikir dengan rambutnya. Aku tidak tahu makna warna rambutnya,
kau bisa baca sendiri bukan? lagipula akses ke pikirannya juga susah.”
Hana mendengus. Dia
menurut saja dengan perintah Luhan. Dari sini dia bisa melihat Sehun berhadapan
dengan kedua gadis itu.
Di saat Sehun sedang
berbincang dengan dua gadis tersebut, entah dari mana datangnya, Baekhyun dan
Kai sudah berdiri di sekitar Hana.
“Mau tahu apa yang
mereka bicarakan?” tawar Baekhyun tepat di telinga Hana. Hana langsung menoleh
dan mengangguk.
“Jebal katakan.”
“Kalian.”
Kedua
gadis itu langsung menoleh. Mereka membelalak saking terkejutnya, meski dalam
hati mereka senang Sehun mau mendekat.
“N-ne?”
“Berhentilah
bermimpi.”
Kedua
gadis itu membelalak lagi, kali ini suasana hati mereka tak menentu. Salah satu
dari keduanya yang cukup berani mulai meluncurkan pertanyaan.
“Apa
maksudmu?”
“Berhentilah
bermimpi tentangku, berhentilah membenci kekasihku. Kalian tidak ada apa-apanya
dibanding dia, arra?”
Gadis
yang sejak tadi diam, merasa sakit hati, sementara yang pemberani mulai
membenci ‘kekasih’ yang dimaksud Sehun. “Ne! kami memang tidak ada apa-apanya
dibanding Yook Ha Na! kami memang tidak cantik, tidak kaya, tidak cerdas, tapi
setidaknya kami punya perasaan yang jauh lebih baik darinya!”
“Aku
tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Selagi aku masih bisa menahan emosiku,
berhentilah bermimpi.”
“Yaa!
memangnya kenapa kalau aku tidak berhenti bermimpi? Kau mau melakukan apa
padaku?”
Rambut
Sehun berubah merah pekat.
Hana yang melihat
perubahan warna rambut Sehun itu, mulai merasakan sesuatu yang berbahaya. Dia
harus segera menghampiri Sehun dan menahannya.
“Kau mau kemana?” Luhan
tetap menahan tangannya.
“Lepaskan! Aku harus
menahannya! Lepas!!”
Luhan tak kunjung
melepas cengkramannya, dia sekuat tenaga menahan Hana agar tidak berlari ke
sana.
“Andwae Sehun!!
Tetaplah tenang!!”
“Sepertinya dia tidak
mendengarmu,” ucap Kai enteng sebelum menghilang.
Di saat Sehun maju
selangkah, kepanikan Hana semakin menjadi. Gadis itu bahkan menangis saat Luhan
terlalu kuat mencengkram lengannya.
Sehun
sudah ingin sekali membunuh kedua gadis itu dan menghisap darahnya sebanyak
mungkin. Sesuai perubahan rambutnya yang menjadi merah pekat, ia benar-benar
marah. Dia sendiri sebenarnya tidak begitu tahu kenapa bisa marah seperti ini.
Hanya, emosinya memang lebih labil dari yang lain. Apalagi saat marah, dia
merasa kelaparan seolah belum makan selama sebulan.
Selangkah
lagi dia bisa menjangkau kedua gadis itu dan membunuhnya, namun…
“Annyeong.”
Rambutnya
berubah menjadi hitam kembali. Dengan ekspresi yang sama, dia mengerutkan
kening tanda bahwa dia terkejut.
Kai
sedang memunggunginya sambil melambai pada kedua gadis itu. Wajahnya dibuat
seceria dan setampan mungkin sampai membuat korbannya (dua gadis itu) meleleh.
“Kalian
kenapa berpelukan seperti itu? ey.. kalian… yuri?”
“Ani!
Kami bukan yuri,” reflek kedua gadis itu saling menjauhkan diri.
Kai
menyeringai. “Kalau begitu, adakah yang mau memelukku?”
Rasa
lapar Sehun hilang, tergantikan dengan rasa mual, mual mendengar ucapan Kai.
Untuk itu dia memilih pergi dari mereka.
Luhan melepaskan cengkramannya
ketika Sehun datang. Dia tidak lagi melarang Hana untuk berlari pada Sehun.
Gadis itu langsung
memeluk Sehun, erat sekali. Dia sampai tidak peduli dengan kebencian para siswa
yang kian membara. Dia hanya ingin memeluk kekasihnya dan bersyukur karena
kekasihnya ini tidak sampai membunuh orang.
“Ada apa?” tanya Sehun
sambil mengusap rambut Hana.
“Aku senang kau tidak
membunuh mereka,” ucap Hana sambil memejam dan menghirup aroma Sehun. Ada satu
lagi kemampuan Sehun yang saat itu tidak terlihat oleh Hana, pemuda ini bisa
membuat tubuhnya mengeluarkan berbagai macam bau sesuai dengan kondisi hatinya.
“Kau bisa membaca
pikiranku?”
Hana menggeleng. “Tapi
mungkin akulah satu-satunya yang bisa.”
Sehun membalas pelukan
itu sebentar, “yaa, ini di sekolah, Oh Ha Na.”
Perasaan Hana berdesir
mendengarnya. Dia tersenyum lalu menyudahi pelukan itu.
“Selesai acara
pelukannya? Kaja masuk kelas,” ucap Luhan yang ternyata melihat mereka sejak
tadi bersama Baekhyun.
Wajah Hana memerah. Dia
hanya terlalu malu karena banyak orang yang melihat. Sehun tiba-tiba
menggandeng tangannya dan mereka berdua berjalan bersandingan menuju ruang
kelas. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
**
Di kelas 2-1, Hana dan
Sehun duduk sebangku. Tidak hanya Sehun, semua member EXO juga masuk ke kelas
ini. Mereka menempati sederet bangku yang terdiri dari tujuh baris. Baris
pertama ditempati Suho dan Kris, baris kedua ditempati Lay dan Xiumin, baris
ketiga ditempati Baekhyun dan Chanyeol, barisan keempat ditempati Hana dan
Sehun, baris kelima ditempati Chen dan D.O, baris keenam ditempati Tao dan Kai
lalu baris terakhir ditempati Luhan. Sengaja Luhan memilih bangku sendiri
karena dia ingin memecahkan semua koleksi rubiknya dengan tenang. Sampai detik
ini, sudah ada limaratus rubik yang berhasil dia pecahkan. Itu semua berkat IQ
400 serta kekuatan telekinetiknya.
Pelajaran hari ini
adalah matematika statistika. Ini adalah pelajaran yang paling dibenci Hana.
Dia memang cerdas dengan IQ 215nya, tapi dia pantang dengan pelajaran ini.
Berulang kali dia mengacak rambutnya frustasi.
Sehun yang sejak awal
hanya duduk tenang tanpa mengeluarkan apapun dari dalam tas, menoleh pada
kekasihnya dengan dahi berkerut.
“Wae?”
Hana menoleh. Dia
menghela napas, kemudian meletakkan pena dan merebahkan kepala di bahu Sehun.
Aroma jeruk dari tubuh Sehun membuatnya tenang.
“Aku benci
statistika..”
Sehun memainkan jarinya
di depan wajah Hana, membuat angin sepoi kecil untuk menjernihkan pikiran
kekasihnya. Hatinya hanya mengenal Hana, jadi jika bukan Hana yang seperti ini,
mana mau Sehun membuang tenaga untuk melakukan hal tersebut.
“Eotteohke?”
Hana memejam dengan
bibir membentuk lengkungan. “Gomawo.”
Sehun merangkul bahu
Hana agar gadis itu merasa nyaman bersandar di bahunya. Dia tidak peduli ketika
beberapa siswa melihat mereka dengan tatapan tidak suka, salah satunya Chen dan
D.O yang duduk tepat di belakangnya.
“Ige mwoya?” desis Chen
sambil melempar karet penghapus ke kepala Sehun.
Sehun menoleh sekilas.
D.O menggeleng pelan.
“Biarlah, dari pada dia marah.”
Chen mendengus.
TBC