[Terjemahan Indonesia] Pidato RM BTS di United Nations (UN) UNICEF Event


Siapa yang udah nonton pidatonya RM di UN UNICEF event? Aku baru tahu pagi ini sih, dan wow, itu keren banget. Mereka kelihatan paling muda di sana wkwkw. Bangga gak sih jadi ARMY setelah lihat pidatonya? Dia masih 24 tahun dan wow! Dia udah pidato di depan banyak orang besar. Gendeng!

Oke, langsung aja kita bergerak pada isi pidato mereka. 

MC/Sekjen UNICEF: “Keduanya, untuk direktur eksekutif UNICEF yang membuatnya mungkin (menjadi nyata) dan BTS yang diakui sebagai ambassador milik UNICEF bagi generasi dan persekutuan terbatas yang berada di sini bersama kami hari ini, lantai (panggung) ini milikmu.”


PLEASE COPY WITH CREDIT!
TRANS BY: NAJLA AL-FAIQ
RM: “Terima kasih, Sekretaris Jendral direktur eksekutif UNICEF yang mengetahui kelebihan dan kekurangan para tamu dari seluruh dunia.”

RM: “Nama saya Kim Namjoon. Yang juga dikenal sebagai RM, pemimpin dari BTS. Ini merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa untuk diundang pada sebuah acara dengan signifikansi seperti itu untuk generasi muda saat ini.”

RM: “November lalu, BTS meluncurkan sebuah kampanye Love Myself dengan UNICEF, yang membangun kepercayaan kami bahwa cinta sejati pertama kali dimulai dengan mencintai diri kita sendiri. Kita telah bermitra dengan program kekerasan UNICEF untuk melindungi anak-anak dan orang-orang muda seluruh dunia dari kekerasan. Dan fans kami menjadi bagian yang besar dalam kampanye ini dengan aksi mereka dan dengan antusiasme mereka. Kami benar-benar memiliki fans terbaik di dunia.”


RM: “Dan saya akan dengan senang hati mulai membicarakan tentang diri saya. Saya lahir di Ilsan, sebuah kota yang dekat dari Seoul, Korea Selatan. Ia merupakan tempat yang benar-benar indah dengan danau, bukit-bukit dan bahkan festival bunga tahunan. Saya menghabiskan masa kecil dengan sangat bahagia di sana dan saya hanyalah anak laki-laki biasa. Saya biasa memandang ke atas pada langit malam sambil bertanya-tanya dan saya biasa memimpikan sebuah mimpi anak kecil. Saya biasa membayangkan bahwa saya adalah seorang pahlawan super yang dapat menyelamatkan dunia. Dan pada intro dari salah satu album awal kami, terdapat sebuah baris (lirik) yang mengatakan, “Hatiku berhenti berdetak saat aku—mungkin—sembilan atau 10 tahun.” Melihat kembali, saya pikir saat itulah saya mulai khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang saya, dan saya mulai melihat diri saya melalui mata mereka. Saya berhenti memandang ke atas pada langit malam, bintang-bintang. Saya berhenti melamun. Sebagai gantinya, saya berusaha mendesak diri saya ke dalam standar yang dibuat oleh orang lain.


PLEASE COPY WITH CREDIT!
TRANS BY: NAJLA AL-FAIQ

RM:Segera, saya mulai membungkam suara saya sendiri dan mulai mendengarkan suara-suara orang lain. Tidak ada seorang pun yang memanggil nama saya termasuk diri saya. Hati saya berhenti dan kedua mata saya tertutup. Sehingga seperti ini, saya, kami, semua kehilangan nama kami. Kami menjadi seperti hantu. Tapi saya punya satu abad(?) dan itu adalah musik. Terdapat suara kecil dalam diri saya yang mengatakan, “Bangun, man! Dengarkan dirimu sendiri!” Tapi butuh waktu lama untuk mendengarkan warna musik nama asli saya. Bahkan setelah membuat keputusan untuk bergabung BTS, terdapat banyak kesulitan. Sebagian orang barangkali tidak percaya, tapi kebanyakan orang berpikir kita tidak punya harapan dan terkadang saya ingin berhenti.”

RM: “Tapi saya pikir saya sangat beruntung bahwa saya sama sekali tidak menyerah. Dan saya yakin bahwa saya, kami, akan tetap tersandung dan jatuh seperti ini. BTS telah menjadi artis yang tampil di stadium-stadium raksasa dan menjual jutaan album saat ini. Tapi saya tetap seorang pria biasa berusia 24 tahun. Jika terdapat sesuatu yang saya capai, itu hanya mungkin karena saya punya member BTS lainnya tepat di sisi saya dan karena cinta dan dukungan  yang dibuat oleh fans, ARMY di seluruh dunia untuk kami. Dan mungkin saya membuat kesalahan kemarin, tapi saya yang kemarin masihlah saya. Hari ini, saya adalah saya dengan semua kekurangan saya dan kesalahan saya. Besok, saya barangkali menjadi sedikit lebih bijaksana dan itu akan menjadi saya juga. Kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan ini adalah diri saya, membuat bintang-bintang paling terang dalam konstelasi hidup saya.


RM: “Saya telah tiba untuk mencintai diri saya sendiri untuk siapa diri saya, untuk siapa saya sebelumnya dan untuk berharap menjadi siapa diri saya. Saya akan dengan senang hati mengucapkan satu hal terakhir. Setelah merilis album Love Yourself kami dan meluncurkan kampanye Love Myself kami, kami mulai mendengar cerita luar biasa dari para penggemar kami di seluruh dunia. Bagaimana pesan kami membantu mereka menghadapi perasaan mereka dalam hidup dan mulai mencintai diri mereka sendiri. Cerita-cerita itu secara konstan mengingatkan kami pada tanggung jawab kami. Jadi, mari kita semua ambil satu langkah lagi. Kita telah belajar untuk mencintai diri kita sendiri. Jadi sekarang saya mendorongmu untuk berbicara sendiri (maksudnya dengan keinginanmu sendiri).”

RM: “Saya akan dengan senang hati bertanya pada kalian semua. Siapa namamu? Apa yang membuatmu bersemangat dan membuat hatimu berdetak kencang? Ceritakan pada saya kisahmu. Saya ingin mendengar suaramu, saya ingin mendengar keyakinanmu. Tidak peduli siapa dirimu, dari mana kau berasal, warna kulitmu, identitas gender-mu, pokoknya ucapkanlah sendiri. Temukan namamu, dan temukan suaramu dengan mengatakannya sendiri.”

RM: “Aku, Kim Namjoon, dan juga RM BTS. Aku seorang idol dan aku adalah seorang artis dari kota kecil di Korea. Seperti kebanyakan orang, aku membuat banyak dan banyak sekali kesalahan dalam hidupku. Aku punya banyak kesalahan dan aku masih punya banyak lagi ketakutan tapi aku akan merengkuh diriku sendiri sekuat aku berubah dan aku mulai mencintai diriku sendiri secara bertahap, sedikit demi sedikit.”

RM: “Siapa namamu? Ucapkan sendiri. Terima kasih banyak.” 

MC: “Terima kasih banyak. Dengan begitu banyak fans muda di seluruh dunia, itu merupakan kesenangan dengan memiliki BTS bersama kami dan saya berterima kasih bahwa kalian menggunakan platform dan kreativitas kalian untuk menjangkau audien-audien muda dengan pesan-pesan positif tentang apa artinya menjadi orang muda di dunia saat ini.” 

--

Siapa namamu? Apa yang membuatmu bersemangat dan membuat hatimu berdetak kencang?

Namaku Mar’atun Najla Al-faiq. Seorang perempuan biasa berusia 20 tahun yang berasal dari Kediri, Jawa Timur. Statusku saat ini masih mahasiswa, dari sebuah universitas swasta di Kota Blitar. Bidang yang kutempuh adalah bidang yang sama sekali tidak kubayangkan sebelumnya, Teknik Informatika. 

Jujur saja sejak dulu, sejak SD, aku nggak punya keputusan yang berasal dari suaraku sendiri. Orang-orang menyebut ini pengecut, dan baru-baru ini aku mulai menerima sebutan itu. 

Ya, aku pengecut. Aku takut menentang, takut dicap sebagai ‘anak nakal’, takut tidak ada seorang pun yang akan menyayangiku, takut dengan ancaman-ancaman mereka. Aku hanya menerima saat diharuskan di sekolah yang sama sekali tidak kuinginkan. Aku pun hanya menerima nasib saat ditentang untuk masuk jurusan Bahasa, dan dialihkan masuk jurusan MIPA. Aku hanya pasrah ketika mimpiku sebagai arsitek/desain interior/psikolog harus kandas dan malah berbelok arah mendalami TI. 

Maybe, aku nantinya juga akan pasrah jika dijodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak kucintai. 

Mungkin, aku akan terus seperti itu sampai akhir hayat. 

Sometimes, aku penasaran dengan suaraku sendiri. My real voices. Aku mencoba mendengarnya dengan merekam suaraku sendiri, dan aku rasanya ingin menangis setelah mengetahui bahwa suaraku yang sebenarnya ternyata sangat lemah, seperti orang yang putus asa terhadap keputusan hidup. Bahkan di satu titik aku merasa kalau itu bukanlah suaraku, melainkan suara orang lain. 

I feel so lost. No one want to save me from this hell. 

I shut myself. I destroy myself. I kill myself. 

Tubuhku hidup, tapi jiwaku tidak. 

I don’t have any interest with everything today. 

Except BTS, music, translation and my writing.

I give up on everything. Grade, future, boyfriend, all.

This is my story.

PLEASE COPY WITH CREDIT!
TRANS BY: NAJLA AL-FAIQ