Review Film Jumanji: Welcome To The Jungle (2017)


Hello fellas! Akhirnya saya bisa balik lagi bawa review film. Duh, rasanya masih asing nih bikin review wkwkwk soalnya udah cukup lama nggak nge-review. Kapan ya terakhir? Lupa dah. 


Oke langsung aja, jadi sekarang aku mau ngasih review film Jumanji: Welcome To The Jungle. Lagi-lagi bukan film baru seperti biasa. Ini film dirilis tahun lalu tapi aku baru nonton tahun ini karena emang baru ketemu wkwkwk. 


Ngomong-ngomong soal Jumanji, adakah yang merasa déjà vu? Atau aku doang? 

Yep, dulu sebelum Jumanji versi 2017 dirilis, pernah ada film yang berjudul sama. Nggak tahu deh dirilis kapan, kalian search aja sendiri. Intinya Jumanji yang ini bisa dibilang adalah Jumanji versi dua. Daaannn aku paling suka versi ini!


Nah, kalau versi satu itu adalah Jumanji permainan papan, di mana hewan-hewan liar muncul ke dunia nyata, sementara versi ini adalah Jumanji dalam bentuk video games di mana para tokohnya masuk ke dalam video games itu. Mereka terperangkap di sana dan baru bisa keluar setelah menyelamatkan Jumanji. 

Ada empat tokoh utama di sini, yaitu Spencer, Fridge, Martha dan Bethany. Mereka adalah anak-anak yang kurang bisa bersosialisasi katakanlah. Dan mereka dikumpulkan untuk menjalani detensi alias hukuman. Hukumannya adalah mereka harus membersihkan gudang dan di sanalah Spencer menemukan video games Jumanji. 



Kok bisa ketemu? 

Kalau kamu nonton Jumanji 1, kamu akan tahu kalau Jumanji itu menarik perhatian orang dengan suara tabuhan drum. Jadi, empat siswa ini menemukan video games Jumanji itu karena suaranya. 

Ya sebagai anak sekolahanlah, mereka pikir itu video games biasa kayak PS gitu. Mereka memilih pemain, Spencer memilih sebagai Dr. Bravestone, si tokoh paling kuat yang nggak punya kelemahan sama sekali; Fridge memilih sebagai Moose Finbar si ahli hewan yang merupakan sahabat Dr. Bravestone dengan banyak kelemahan (badan pendek, lemah, dan meledak kalau makan cake); Bethany memilih Professor Selly Oberon yakni ahli peta; dan Martha menjadi Ruby Roundhouse si petarung perempuan yang seksi. 



Setelah mereka memencet tombol play, mereka langsung disedot oleh video games itu dan masuk ke dalam game beneran. Penampilan mereka pun ikut berubah sesuai dengan karakter masing-masing. Spencer yang awalnya kurus culun berubah menjadi Dr. Bravestone yang berotot dan berkepala botak, Fridge yang tinggi besar malah berubah menjadi Moose Finbar yang pendek, Bethany yang awalnya cantik seksi malah berubah menjadi cowok gendut yaitu Prof. Selly Oberon, sedangkan Martha yang sama sekali ngga cantik justru jadi cantik seksi sebagai Ruby Roundhouse. 


Mereka terlalu terkejut dengan perubahan masing-masing sampai Prof. Selly Oberon alias Bethany dimakan oleh kuda nil raksasa. Tapi tunggu, nggak mungkin dong tokoh utama mati pas awal-awal cerita. Selayaknya video games, mereka dikasih tiga nyawa sehingga Bethany bisa hidup lagi dengan cara terjun dari langit. 

Tiba-tiba sekelompok orang yang bersepeda motor datang menyerbu. Mereka pun berlarian dan bertemu dengan Nigel, si pemandu game. Nigel membantu keempat tokoh untuk kabur dari serbuan orang-orang bermotor. Dan dalam perjalanan itu, Nigel menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan Spencer dkk untuk menyelesaikan game. 

Nigel menurunkan dan meninggalkan Spencer dkk di sebuah bukit. Dari bukit itulah perjalanan mereka yang sebenarnya dimulai. Saat Spencer alias Dr. Bravestone tidak bisa membaca peta karena petanya terlihat hanya seperti kertas putih bagi dia, Bethany alias Prof. Selly Oberon membantu membaca peta. Dari peta itu mereka pergi ke pasar dengan tujuan mencari hint pertama. 


Oh ya, jadi para tokoh ini diberi misi untuk merebut kembali batu hijau yang dicuri Pemburu Van Pelt untuk dikembalikan pada patung Jumanji. Pemburu Van Pelt adalah tokoh antagonis yang menggunakan batu hijau Jumanji itu sebagai pemuas rasa hausnya terhadap kekuasaan, di mana siapa pun yang memegang batu hijau itu dapat mengendalikan para hewan Jumanji. 

Sampai situ saja ceritanya, wkwkwk. Kalau ingin lengkapnya, silahkan ditonton sendiri. Nggak seru dong kalau ngasih spoiler kebanyakan. 

Ngomong-ngomong film ini nggak semengerikan Jumanji 1 kok. Genrenya lebih ke komedi, jadi banyak lucunya ketimbang ngerinya. Romance-nya ada, dikiiiit, cuma pas Martha sama Spencer saling mengungkapkan perasaan masing-masing aja. 

Kalau aku boleh kasih rating, 1-10 aku bakal ngasih 9,7. Idenya kreatif, plotnya juga mudah untuk dicerna dan suasananya emang video games banget. Jadi pingin deh main Jumanji *eh?

Semoga review ini sedikit membantu kamu-kamu yang penasaran ya. Thanks