Review Film 'Secret Window' (2004)



Hai ^^ Hari ini aku bawa review film Secret Window. Lagi-lagi film lama, dan lagi-lagi mengusung tema psikologi.

Secret Window ini diceritakan merupakan salah satu karya dari seorang penulis terkenal bernama Mort Rainey. Di awal cerita, Mort Rainey sedang ada di mobilnya. Terdiam cukup lama, sambil berpikir. Lalu dia mengemudikan mobilnya. Dan berhenti mendadak. Dia pun putar balik yang ternyata ke motel, mencuri sebuah kunci lalu membuka sebuah kamar dan langsung mengejutkan pasangan di dalamnya.




Dan cerita pun meloncat ke kehidupan Mort yang menyendiri di sebuah rumah depan danau. Dia hanya hidup bersama anjingnya yang menderita katarak bernama Chico. Hari itu, seseorang datang. Yaitu pria bertopi fedora yang mendadak menuduhnya telah menjiplak karya pria itu. Tapi Mort berusaha mengabaikan dan membiarkan pria itu pergi. Begitu pria tersebut pergi, dia mengambil naskah si topi fedora yang ditinggalkan di sana. Tanpa dia baca, dia langsung membuang naskah itu ke tempat sampah.
Seorang wanita paruh baya datang ke rumahnya untuk bersih-bersih. Wanita itu mengambil kembali naskah tersebut dan diletakkan di atas meja. Si wanita berpikir kalau naskah itu adalah milik Mort sehingga tidak dia buang. Awalnya Mort terus menolak naskah itu namun akhirnya dia membacanya juga. Dia baru sadar kalau naskah itu memang sama persis dengan cerita miliknya yang berjudul Secret Window. Lagi-lagi Mort berusaha mengabaikan isi naskah itu dan tidur. Dia punya kebiasaan tidur lama karena hidup menyendiri.





Saat Mort bertemu dengan Shooter lagi, Mort bertanya pada tahun berapa naskah itu dibuat dan Shooter menjawab kalau dia membuatnya tahun 1997. Mort menyeringai sambil mengatakan kalau naskahnya itu sudah pernah diterbitkan disuatu majalah pada tahun 1995, yang itu berarti tuduhannya tidak benar. Namun Shooter ngotot dan meminta Mort untuk membuktikan pernyataan itu secara fisik. Lagi-lagi Mort mengabaikannya. Kemudian Mort mendapat telepon dari Amy, istrinya, yang bertanya kabar Chico. Amy memiliki firasat buruk pada Chico.

Yang benar saja, begitu dia terbangun dari tidurnya, Chico sudah mati dengan obeng yang menusuk kepalanya. Itu adalah kelakuan Shooter, yang juga meninggalkan kertas bertuliskan “aku memberimu waktu 3 hari untuk membuktikan”.

Teror dari Shooter tidak berhenti sampai di situ saja. Dia juga tiba-tiba membakar rumah Mort dan Amy dulu sampai hangus tak tersisa. Di sinilah mulai ada sedikit pencerahan tentang korelasi antara adegan pertama di film ini dengan adegan ini. Mort dan Amy masih belum resmi bercerai karena Mort selalu menolak untuk menandatangani berkas perceraian. Di sini Mort bahkan menduga kalau Ted –suami Amy yang baru- ada sangkut pautnya dengan terror yang dilakukan Shooter karena Ted tak sengaja mengucapkan kata ‘Teluk Shooter’.

Mort pun menyewa seorang detektif bernama Ken. Dia meminta Ken untuk menjaganya dari Shooter. Tapi Shooter seolah ‘licin’ karena dia tidak pernah muncul selama Ken ada. Sampai tiba saatnya Mort berencana untuk melaporkan Shooter ke polisi, kemudian dia dan Ken sepakat berkumpul di sebuah supermarket pukul 9 pagi untuk bertemu dengan seorang saksi yang pernah melihatnya dan Shooter yaitu bernama Tom. Namun dia kesiangan dan sesampai di sana dia sama sekali tidak menemukan keberadaan Tom maupun Ken.




Sekembali ke rumah, Mort mendapat telepon dari Shooter untuk bertemu di tempat mereka bertemu sebelumnya. Di sanalah dia menemukan Ken dan Tom yang mati dibunuh di dalam mobil. Mort pun pingsan, lalu terbangun lagi tiga jam kemudian dengan Shooter di depannya. Dia berusaha kabur dari Shooter, namun pernyataan Shooter membuatnya berhenti. Mort tidak bisa melaporkannya ke polisi karena obeng yang menusuk kepala Tom adalah obeng milik Mort sendiri. Dia akhirnya mendorong mobil itu ke jurang untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut.

Yang Shooter inginkan adalah Mort mengganti akhir cerita Secret Window. Tapi Mort lagi-lagi menolak dan bersikeras untuk menunjukkan naskahnya di sebuah majalah. Sayangnya, naskahnya di majalah itu sudah disobek oleh seseorang.




Akhir cerita, ternyata Shooter ini bukanlah orang yang nyata. Shooter adalah Mort, seseorang yang dibuat oleh Mort sendiri. Karena tidak teganya dia membalas dendam pada Amy, ia pun membuat pribadi yang jahat bernama Shooter. Shooter itulah yang dikambinghitamkan atas segala kejahatan yang telah dibuatnya. Saat Amy datang, rumah Mort tampak berantakan seperti tak berpenghuni. Semakin ke dalam Amy masuk, di situlah dia baru menyadari kalau tulisan Shooter ada di mana-mana. Dan Mort pun muncul dengan topi fedora di kepalanya, bersiap membunuh Amy. Saat nyawa Amy sedang ada di ujung tanduk, Ted datang. Sayangnya Ted tidak bisa membantu apa pun dan mati, begitu juga dengan Amy. Jasad mereka pun dikubur di kebun jagung yang ada di secret garden.

Yah … kurang lebihnya ceritanya seperti itu. Intinya film ini adalah film psikologi yang mampu membuat penonton menebak-nebak seperti apa akhir dari ceritanya. Agak kurang tahu ya ini film mengangkat penyakit psikologi apa, mungkin antara bipolar disorder dan Skizofrenia. Karena si tokoh utama ini mampu membuat dua kepribadian yang bertolak belakang dan memiliki gejala halusinasi.


Sampai jumpa di review selanjutnya ^^